Dari Buku hingga Microsite, 5 Informasi Keuangan & PSDA, TuK INDONESIA 2020

Informasi seputar keuangan dan pengelolaan sumberdaya alam selalu menjadi hal menarik untuk dikaji. Ini karena sistem keuangan (masih) terus bekerja melawan agenda kebijakan publik di tingkat daerah, nasional, hingga global dalam menghambat laju deforestasi, melindungi kelompok masyarakat rentan, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan melawan perubahan iklim global. Berikut 5 sumber informasi terkini yang dapat menjadi referensi.

1. Tinjauan atas Reformasi Keuangan Berkelanjutan di Indonesia

Buku ini menampilkan tinjauan atas implementasi reformasi keuangan berkelanjutan yang digawangi oleh OJK melalui analisis terhadap 5 bank yang menjadi penyandang dana utama sektor perkebunan dan kehutanan di Indonesia. Lima kasus yang ditinjau adalah BNI dengan Korindo, BCA dengan Salim, BRI dengan Sinar Mas, Mandiri dengan Astra Agro Lestari, dan Maybank dengan Triputra. Informasi tersaji di https://www.tuk.or.id/wp-content/uploads/2019/12/Sustainable_Finance_Report2019.pdf

2. Financiers’ Risks in The Indonesian Pulp and Paper Sector

Buku ini menyajikan 7 kelompok perusahaan yang mengendalikan 50% atau sekitar 5,65 juta Ha area untuk konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) di Indonesia. Mereka adalah Sinar Mas (APP), RGE (APRIL), Kertas Nusantara, Marubeni, Alas Kusuma, Korindo, dan Djarum Foresrty. Buku ini juga memberikan ikhtisar mengenai pembiayaan yang diberikan kepada 7 kelompok perusahaan tersebut. Selengkapnya di https://www.tuk.or.id/wp-content/uploads/Financiers-risks-high-res_compressed.pdf

3. Optimalisasi Penerimaan Negara Sektor Perkebunan Sawit Sulawesi Tengah

Buku ini menginformasikan 6 paparan penting seputar perkebunan sawit di Sulawesi Tengah. Paparan tersebut meliputi: (1) tutupan dan status tanaman sawit, (2) produksi tandan buah segar, (3) penerimaan negara atas pajak sawit, (4) pengusahaan perkebunan sawit, (5) sawit dalam kawasan hutan, dan (6) ulasan data tutupan sawit. Informasi dapat diakses di https://www.tuk.or.id/wp-content/uploads/ISBN-Buku-Optimalisasi-Penerimaan-Negara-Sektor-Perkebunan-Sawit-Sulteng-dikompresi.pdf

4. Forests and Finance

Situs ini mengungkapkan dana yang mengalir ke sektor-sektor komoditas yang memicu deforestasi dan degradasi lahan di Asia Tenggara, Afrika Tengah dan Afrika Barat, serta Brasil. Data ini mendeteksi kesepakatan antara penyandang dana dan kliennya sejak 2013 hingga 2020.

Telusuri datanya untuk menemukan hubungan antara bank, investor dan perusahaan penghasil komoditas yang merisikokan hutan di www.forestsandfinance.org

5. Fires and Finance

Situs ini menyoroti peran keuangan dalam kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia. Data ini mendeteksi pemodal mana yang memiliki hubungan dengan perusahaan yang konsesinya terjadi kebakaran. Telusuri datanya di www.firesandfinance.org

Studi Optimalisasi Penerimaan Negara Sektor Perkebunan Sawit Sulawesi Tengah

Pada awalnya studi ini berangkat dari pencanangan target Pemerintah untuk mobilisasi penerimaan negara yang disampaikan Jokowi pada 2019 lalu. Target itu meliputi optimalisasi penerimaan perpajakan dan reformasi pengelolaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Rendahnya realisasi penerimaan negara dari pajak sawit dan PNBP sumberdaya alam yang menyebabkan kerugian negara triliyunan rupiah menjadi perhatiannya.  Terus terang dalam lima tahun ke belakang ini, TuK INDONESIA banyak bekerja di Sulawesi Tengah untuk sektor sawit. Sehingga pada Juni 2020, kami pun bersepakat menyusun studi untuk melihat potensi penerimaan pajak dari sektor ini.

 

Rupanya pandemi COVID-19 yang terjadi awal 2020 ini sangat membatasi ruang gerak kami, utamanya dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan. Dalam situasi ini, terlalu berisiko untuk kami melakukan validasi lapangan, sehingga kami sadari terdapat deviasi dari informasi yang dihasilkan. Kemudian, penggunaan citra dengan resolusi rendah dan pemakaian asumsi nilai terendah dalam perhitungan pajak, kami juga sadari berimplikasi terhadap hasil perhitungan yang menjadi under estimate.

 

Terlepas dari kekurangannya, kami sangat meyakini bahwa penyusunan studi ini penting untuk tetap dilakukan. Setidaknya didasarkan atas empat hal: Pertama, selama kami bekerja di Sulawesi Tengah, baik pemerintah daerah, akademisi, maupun teman-teman CSO, tidak pernah mengetahui seberapa besar potensi penerimaan negara untuk sektor sawit di Sulawesi Tengah. Ketiadaan akan transparansi informasi publik masih menjadi persoalan dasar yang tidak kunjung terselesaikan. Bahkan ketertutupan akses informasi diantara sesama instansi pemerintahan pun terjadi disana.

 

Kedua, studi ini merupakan tindak lanjut dari hasil temuan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Sulawesi Tengah. Studi ORI Sulteng pada 2018, menemukan banyak sekali maladministrasi dalam perkebunan sawit di Kabupaten Buol, Tolitoli dan Morowali Utara. Temuan ORI Sulteng pada aspek pendapatan meliputi ketidakcermatan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama dalam melakukan verifikasi luasan objek pajak PBB–P3, sebagian lahan perkebunan sawit masih terdaftar sebagai objek pajak PBB–P2, banyak perusahaan tidak membayar PPN kayu pada lahan yang telah di land clearing, juga soal verifikasi data produksi dan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) yang belum maksimal. Sederet problematika tersebut tentu berpotensi menghilangkan penerimaan negara.

 

Ketiga, studi ini dirasa penting untuk menyajikan informasi dasar (baseline) mengenai potret kondisi eksisting perkebunan sawit di Sulawesi Tengah (Sulteng). Informasi ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi pemangku kebijakan dalam merencanakan dan memutuskan pembangunan perkebunan sawit di Sulteng. Keempat, studi ini diharapkan dapat mendorong partisipasi publik dalam memonitoring kinerja dari perkebunan dan industri sawit yang berkembang di Sulteng.

 

Informasi dari studi ini masih bersifat indikatif (dugaan), dan tersusun atas enam informasi penting. Enam paparan informasi tersebut meliputi: (1) tutupan dan status tanaman sawit, (2) produksi tandan buah segar, (3) penerimaan negara atas pajak sawit, (4) pengusahaan perkebunan sawit, (5) sawit dalam kawasan hutan, dan (6) ulasan data tutupan sawit.

 

Pada akhirnya, hadirnya studi ini adalah hasil kerja keras bersama. Maka kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para penulis, utamanya dalam proses pengumpulan hingga pengolahan data yang kami pahami penuh keterbatasan. Khususnya kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS dan Dr Bimo Wijayanto, SE. MBA. PhD, yang berkenan menjadi teman diskusi sekaligus reviewer dalam studi ini. Terima kasih juga kepada teman–teman Auriga Nusantara dan WALHI Sulawesi Tengah yang bersedia berbagi informasi yang dimiliki mengenai perkebunan sawit di Sulteng. Terima kasih sedalam–dalamnya juga kepada teman–teman yang sudah menyediakan ruang, waktu dan sumberdaya untuk membahas studi ini yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Semoga studi ini bermanfaat dan semoga dapat menjadi bahan rujukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan sawit di Sulawesi Tengah.

Selengkapnya studi ini bisa diakses di : Buku Optimalisasi Penerimaan Negara Sektor Perkebunan Sawit Sulteng.