20 November 2024 2 menit

My Chocolate is Killing People

Sinopsis Film

“Coklat saya pernah membunuh orang”. Mungkin terdengar aneh dan tidak masuk akal. Bagaimana bisa coklat manis dan disukai semua orang, anak-anak hingga lansia, dan hampir semua kalangan, bisa membunuh manusia? Apakah coklat ini beracun?

Pada bulan oktober tahun 2023, terjadi penembakan berdarah yang mengakibatkan seorang meninggal dan lainnya terluka akibat peluru tajam. Kejadian ini terjadi di Seruyan, Kalimantan Tengah. Konflik agraria ini terjadi karena PT. HMBP, anak perusahaan Best Agro, tidak memenuhi kewajiban plasma kepada masyarakat. Sebagai akibatnya, warga melakukan unjuk rasa untuk menuntut hak mereka atas lahan yang seharusnya diberikan oleh perusahaan.

Setelah 19 hari bertahan, pada suatu pagi ketika warga bersiap untuk sarapan dan membuat kopi, aparat Brimob yang diminta oleh pihak perusahaan untuk “mengamankan” aksi tersebut justru berupaya membubarkan warga. Mereka menembakkan gas air mata dan peluru dari senjata laras panjang, bahkan mengarahkan tembakan ke kepala para demonstran atas perintah komandannya.

Konflik agraria di perkebunan monokultur, khususnya kelapa sawit, bukanlah hal baru di Indonesia. Kasus penembakan ini mencerminkan fenomena gunung es dari carut-marutnya pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Best Agro, salah satu pemilik perkebunan sawit terbesar di negara ini, dinilai kurang transparan dalam rantai pasokan dan penjualan hasil produksinya.

Dalam skala internasional, terdapat mekanisme yang membedakan kelapa sawit “baik” dari yang “buruk”. Di tingkat nasional, Indonesia juga memiliki ISPO yang berfungsi serupa. Setiap perusahaan yang ingin menjual kelapa sawit dan produk turunannya harus memenuhi standar RSPO dan ISPO untuk memastikan bahwa produk yang dijual tidak berasal dari lahan deforestasi, bebas dari konflik sosial, serta menghormati hak pekerja dan masyarakat adat.

Namun, konflik di PT HMBP membuat perusahaan ini tidak mungkin memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO. Lalu, ke mana produk sawit mereka dijual? Dari hasil investigasi, ditemukan bahwa perusahaan ini menjual produknya melalui perusahaan lain yang memiliki sertifikasi RSPO dan ISPO. 

Dalam praktiknya, produk sawit yang “kotor” sering dicampur dengan produk bersertifikat, disertai klaim keberlanjutan yang menyesatkan—upaya greenwashing untuk membuat produk tersebut terlihat ramah lingkungan dan dapat dipasarkan di pasar global. Praktik ini bukan hanya dilakukan oleh satu perusahaan, tetapi melibatkan banyak perusahaan lain yang terlibat dalam rantai pasokan kelapa sawit.

Setelah itu, kita tidak tahu lagi mana sawit “baik” atau “buruk” yang menjadikan kita tidak pernah tahu coklat mana yang pernah membunuh seseorang.

This post is also available in: English


TuK Indonesia

Editor

Scroll to Top