Forest and Finance Newsletter – Edisi Kedua

Selamat bertemu kembali dengan Forests and Finance Newsletter edisi Maret 2017. Ada banyak kabar dan perkembangan menarik yang bisa dibaca pada edisi kali ini. Tulisan Jalal membuka newsletter ini dengan mendukung pernyataan Simon Zadek bahwa tahun 2016 lalu adalah Tahun Keuangan Berkelanjutan. Berbagai peristiwa di level global maupun regional memang menunjukkan hal itu. Demikian juga dengan penerbitan berbagai dokumen yang sangat penting.
Julian Muller dari Profundo menuliskan sebuah artikel bertajuk Pendekatan Regulasi untuk Keberlanjutan dalam Perbankan Komersial. Di situ dia mengungkapkan bahwa walaupun perbankan berkelanjutan didominasi oleh inisiatif yang voluntari, namun pendekatan mandatori berupa hukum juga sangatlah penting. Untuk keberhasilannya, Indonesia bisa belajar dari sesama negara yang memiliki kepedulian pada bidang ini, seperti Bangladesh. Roadmap Keuangan Berkelanjutan OJK memang adalah kemajuan yang sangat penting, namun ruang perbaikannya masih bisa ditemukan, seperti yang juga dibahas dalam artikel lainnya yang juga kami sajikan.
Keuangan berkelanjutan, kita tahu, bukan saja tentang bagaimana lembaga keuangan membiayai investasi dengan manajemen risiko yang lebih baik, namun juga tentang bagaimana bisa berinvestasi di bidang-bidang yang memajukan keberlanjutan. Kali ini, kami menyajikan juga tulisan Rahmawati Retno Winarni dan Jalal tentang ragam pembiayaan yang mungkin untuk restorasi gambut. Restorasi gambut, kita semua tahu, sangatlah penting bagi masa depan Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, bila kita tidak ingin kebakaran hutan dan lahan menjadi semakin parah.
Desakan bagi Sime Darby untuk memperbaiki praktik bisnisnya juga bisa dibaca di sini. Pertama dalam tulisan Norman Jiwan, yang memaparkan studi kasus Sime Darby dan masyarakat Kerunang dan Entapang. Kedua, secara umum ada pula tuntutan agar Sime Darby menyelesaikan konflik lahannya sebelum salah satu anak perusahaannya masuk ke bursa saham. Kasus ketenagakerjaan di grup Wilmar juga dilaporkan di sini. Kabar dari korporasi lainnya berasal dari HSBC yang baru saja mengeluarkan kebijakan No Deforestation-nya. Tentu, kebijakan itu baik, serta perlu didukung dan diawasi pelaksanaannya.
Tulisan dari Vera Falinda tentang situasi mutakhir petani sawit di Kabupaten Kampar dan Siak, Provinsi Riau, juga mengisi newsletter kali ini. Tulisan itu menjadi artikel penutup, sebelum kami melaporkan tentang lokakarya kampanye perbankan berkelanjutan. Seluruhnya kami sajikan untuk memberikan gambaran mutakhir isu-isu perbankan berkelanjutan di negeri kita. Semoga seluruh pemangku kepentingan bisa mendapatkan manfaat, lalu turut serta memerbaiki situasi yang sedang kita hadapi ini.
Salam lestari
Newsletter edisi kedua Maret 2017

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *