Database forestsandfinance.org telah Diperbaharui

INVESTOR DAN BANK DARI JEPANG DAN MALAYSIA TERUS MEMASUKAN MILIARAN DOLAR KE DALAM PERUSAHAAN YANG BERISIKO KEPADA HUTAN, TANPA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL YANG CUKUP                                                                                                         
Juni 2017
 
Database forestsandfinance.org telah diperbarui dengan informasi mengenai aliran uang ke perusahaan-perusahaan di kawasan Asia tenggara yang berisiko kepada kehutanan sejak tahun 2010, mengungkapkan besarnya peran bank dan investor dari Jepang dan Malaysia dalam membiayai perusahan-perusahaan yang operasinya memberikan dampak kepada hutan tropis alami dan masyarakat yang bergantung kepada hutan tersebut.
Semenjak menerbitkan database awal pada September 2016, beberapa perubahan telah dilakukan kepada metodologi dan pemilihan perusahaan, supaya dapat lebih merepresentasikan aliran uang ke rantai pasok minyak sawit, pulp dan kertas, kayu ,dan karet di kawasan Asia Tenggara. Database-nya saat ini memasukan lebih dari 180 perusahaan dan didasarkan kepada metodologi yang lebih komprehensif, yang mencakup tidak hanya uang yang disediakan ke aktivitas pengolahan utama dan produksi dari perusahaan-perusahaan yang berisiko kepada kehutanan, namun sekarang juga kepada aktivitas-aktivitas rantai pasok hilir dan tengah (midstream), termasuk aktivitas perdagangan dan pabrikan.
Penelitian menemukan bahwa antara tahun 2010 dan 2016 terdapat fasilitas penjaminan (underwriting) dan pinjaman perusahaan (corporate loans) yang bernilai setidaknya USD 72 miliar disediakan untuk operasi yang berisiko kepada kehutanan dari 183 perusahaan yang terdapat di database.2 Bank-bank yang berkantor pusat di Jepang, Malaysia, Eropa, Cina, Indonesia, Singapura, Amerika Serikat dan Taiwan merupakan pemodal terbesar, dan bank-bank yang paling terekspos adalah Sumitomo Mitsui Financial, Malayan Banking, Mizuho Financial, CIMB, RHB Banking, HSBC, Mitsubishi UFJ, Bank Rakyat Indonesia, OCBC, DBS, China Development Bank, Standard Chartered, Credit Suisse, Bank Mandiri & Industrial dan Commercial Bank of China.
Selengkapnya https://drive.google.com/open?id=0B-NrsmIaftChcElwOUxHNDVSMVU
 
 
 

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *